Selasa, 22 Oktober 2013

melihat sejarah dengan arsip

Ketika kita mendengar kata arsip, yang terlintas dalam pikiran kita adalah tumpukan map dan buku yang sangat tebal dalam lemari kantor yang penuh dengan debu dan kotor. Layaknya sebuah barang pajangan yang tak terawat dengan baik. Bahkan tak jarang arsip yang  yang nasibnya berahir tragis yaitu di tumpukan barang bekas atau rongsokan. Hal itu bisa kita jumpai disekitar kita dengan mudah.
fungsi arsip yaitu sebagai pencatatan peristiwa atau hal di masa lalu yang nanti kita butuhkan informasi untuk pengambilan keputusan atau rekomendasi (1). Arsip tidak selalu dalam bentuk catatan, namun bisa dalam bentuk dokumentasi dsb.

Dokumentasi perjanjian kelulusanku

Saat ini banyak masyarakat yang tidak tahu akan sejarah dan budaya masa lalu daerahnya sendiri. Wajar saja hal ini terjadi,ini dikarenakan kurangnya kesadaran masyarakat untuk pengarsipan yang lebih baik dan kurangnya minat baca pada masyarakat kita. Hal ini menjadi keprihatinan kita bersama, banyak generasi muda  yang tidak tahu akan sejarah daerahnya sendiri.
Banyak peristiwa sejarah yang keabsahanya simpang siur karena tidak adanya arsip yang jelas tentang hal tersebut. Contoh halnya adalah kebenaran tentang surat perintah sebelas maret. Banyak versi yang beredar tentang kejadian hal tersebut. Hal ini dikarenakan tidak adanya arsip yang jelas tentang hal tesebut. Dengan kesimpangsiuran Supersemar itu, kalangan sejarawan dan hukum Indonesia mengatakan bahwa peristiwa G-30-S/PKI dan Supersemar adalah salah satu dari sekian sejarah Indonesia yang masih gelap.
Di indonesia, pengarsipan belum menjadi sebuah yang penting,  hal  ini bisa dilihat dari belum memadainya fasilitas penyimpanan dalam pengarsipan tersebut. Kita hanya mengandalkan buku2 yang tebal dalam pengarsipan. Dengan penyimpanan ini, pasti perawatan untuk arsip ini tidak terjaga dengan baik dan biasanya tidak ada back up untuk arsip tersebut. Hal ini diperparah dengan banyaknya arsip nasional yang berada diluar negeri.
Pada hakikatnya manusia tidak akan pernah lepas dari arsip, mulai itu dari akte lahir sampai ijazah diperlukan sebagai catatan hidup. Kita akan selalu butuh arsip sebagai catatan tentang identitas diri kita dan sebagainya.
Menulis diari adalah mengarsipkan diri dalam bentuk tulisan. Sekarang banyak diari yang di novelkan dan sukses menjadi best seller dan sampai di filmkan. Bayangkan jika tidak dicatat, pasti hal ini tidak akan terjadi. Senada dengan yang di uacapkan bung Karno "Jas Merah" jangan sekali-kali melupakan sejarah. Melihat arsip merupakan salah satu cara untuk mengetahui sejarah.
Mengoleksi foto kita dari kecil sampai dewasa juga merupakan bentuk pengarsipan. Foto yang kita lihat menjadi arsip sejarah kita di masa lalu. Banyak hal yang bisa kita jabarkan dengan hanya melihat sebuah foto.

 Dokumentasi kegiatan komunitas
lembaga arsip juga mengarsipkan segala bentuk arsip milik kantor kabupaten dan departemen lainnya. Daerah yang memiliki pemerintahan yang baik salah satu indikator yang bisa dilihat adalah dari administrasi pemerintahannya. Administrasi yang baik tidak bisa dipisahkan dengan pengarsipan.
Pengarsipan yang baik, tentu akan menciptkan pemerintahan yang baik. Adanya arsip juga menjadi bentuk laporan yang jelas. Bayangkan jika pengarsipan tidak berjalan dengan baik, pasti banyak informasi dimasa lalu yang menjadi simpangsiur dan akhirnya menjadi sejarah yang kebenaranya diragukan.

 (1) sumber Wikipedia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar